Friday, July 4, 2014

Ramadhan ; Intinya Adalah Takwa

Dalam hadits qudsi Allah SWT. berfirman “seluruh amal perbuatan anak adam adalah untuknya kecualai puasa, puasa itu untukku dan aku yang akan memberi balasannya”.

Dari hadits diatas dapat disimpulkan bahwa puasa adalah ibadah yang paling spesial diantara ibadah yang lain karena Allah Swt. Mengutamakannya dari semua ibadah yang dilakukan ummat Islam dan Allah Swt. sendiri yang akan memberi balasannya  serta tidak ada seorang pun yang mengetahui balasan dari ibadah puasa ini.

Setiap yang sepesial sudah pasti mempunyai keutamaan dan rahasia yang terkandung di dalamnya, begitu pula dengan puasa Ramadhan, pasti mempunyai hikmah besar yang terkandung di dalamnya.


Jika ditanya tentang hikmah puasa Ramadhan, pasti setiap orang akan mempunyai jawaban tersendiri dan berbeda dengan yang  lain sesuai dengan pemahaman dan kondisi spiritual masing-masing. Ada yang menjawab bahwa puasa Ramadhan adalah ajang mendapat pahala yang berlipat ganda, ada yang mengatakan bahwa puasa Ramadhan adalah sarana mendekatkan diri kepada Allah Swt., ada juga yang berpendapat bahwa puasa Ramadhan adalah waktu yang sangat tepat untuk bertaubat dan memohon ampunan tuhan, dan masih banyak lagi jawaban yang lain.

Semua hikmah puasa Ramadhan di atas adalah jawaban yang benar sekali dan tidak salah, tapi kalau kita kembali meneliti rahasia terbesar disyariatkan puasa Ramadhan adalah agar manusia menjadi hamba yang bertakwa sebagaimana Allah Swt. berfirman ; “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (Q.S. albaqarah 183).

Dari ayat di atas sangatlah jelas bahwa tujuan utama puasa Ramadhan adalah ketaqwaan kepada Allah Swt.. Kalimat “takwa” sangat mudah dilafalkan oleh siapapun namun tidak mudah diaplikasikan kecuali bagi orang-orang yang telah mendapatkan petunjuk-Nya.

Makna takwa yang paling sederhana adalah takut kepada Allah Swt. apabila meninggalkan perintah-Nya dan melakukan apa yang telah dilarang-Nya. Jadi dari makna ini dapat dikatakan bahwa seseorang belum bisa dikatakan bertakwa apabila puasanya hanya sekedar menahan lapar dan dahaga saja tapi hatinya tidak puasa dari iri, dengki, sombong dan berperasangka buruk kepada orang lain, anggota badannya tidak puasa dari melakukan maksiat dan dosa, lisannya tidak puasa dari ghibah, namimah dan perkataan kotor lainnya.

Menjadi hamba yang bertakwa tidaklah mudah, oleh karena itu Allah Swt. memfasilitasi hambaNya yang benar-benar ingin menjadi hambanya yang bertakwa dengan anugrah “bulan Ramadhan”, karena jalan menuju ketakwaan adalah dengan melakukan mujahadah al-nafs. Dan inti dari mujahada an-nafs terdiri dari empat komponen: 1. Meminimalisir makan 2. Meminimalisir bicara 3. Meminimalisir tidur dan 4. Meminimalisir bergaul.

Empat komponen diatas akan terasa sulit bila dilakukan pada selain bulan Ramadhan, tapi insya Allah semua itu akan terasa mudah bila dilakukan pada bulan Ramadhan, karena pada bulan Ramadahan semua ummat Islam yang tidak mempunyai uzur syar’i diwajibkan berpuasa, tidak makan dan minum mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, sehingga dengan puasa manusia tidak akan disibukkan dengan makanan, minuman apalagi sibuk mencari nafkah  dengan cara yang haram, dengan puasa manusia akan lebih menyibukkan diri dengan ibadah kepada Allah Swt..

Dengan bulan suci Ramadhan manusia akan lebih mudah untuk menghindari banyak berbicara kotor dan yang tidak berguna apalagi menyakiti orang lain, karena kondisi orang puasa adalah sedikit lemas sehingga orang yang bepuasa akan lebih memilih untuk menyibukkan dirinya dengan berzikir kepada Allah Swt. dibandingkan untuk berbuat yang haram.

Di bulan suci Ramadhan Allah Swt. menjanjikan pahala yang berlipat ganda sehingga menjadi motivasi untuk hambanya, dan dengan motivasi tersebut manusia akan lebih memilih bergadang untuk Qiyamu al-lail dibandingkan berlama-lama tidur dimalam hari.

Yang terakhir, jika pada bulan lain manusia lebih banyak bergaul dan berkumpul dalam perkupulan yang kurang baik, pada bulan Ramadhan dengan motto Ramadhan bulan al-Qur’an, bulan rahmat, ampunan dan pembebasan dari api neraka maka manusia akan lebih senang meramaikan masjid untuk bertadarrus al-Qur’an, shalat taraweh dan zikir bersama dengan orang-orang shaleh.

Inilah sebagian kecil kemudahan dalam melaksanakan mujahadah an-nafs di bulan suci Ramadhan demi terciptanya hamba yang bertakwa yang merupakan tujuan inti diperintahkan puasa Ramadhan sebagaimana termaktub dalam al-Qur’an surat al-Baqarah 183 yang lalu.

Selain hikmah di atas Allah Swt. juga menjanjikan hambanya dengan dibukanya pintu do’a dan ampunan sebagaimana tercantum pada akhir rantaian ayat al-Qur’an tentang puasa yang berbunyi : “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang mendo’akan apabila ia bedo’a maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Q.S. al-baqarah :186).

Saudara, tamu agung telah menyapa, bulan penuh rahmat dan ampunan telah datang. Mari bersama-sama kita intropeksi diri, membersihkan, dan merubah  diri kita dari yang buruk kepada yang baik. Mari kita menuju Ilahi, menjadi insan yang bertakwa, karena bulan ini adalah bulan yang sangat tepat dan mudah untuk mendapat rahmat-Nya sebagaimana Nabi Saw. bersabda : “Apabila bulan suci Ramadhan tiba, maka pintu-pintu neraka ditutup dan syaitan–syaitan dibelenggu”. Wallahu a’lam bi as-shawab.

0 komentar:

Post a Comment