Data Singkat
Negara Mesir
Nama Resmi Negara:
Republik Arab Mesir (Jumhuriyah Misr al-Arabiyyah/ Arab Republic of Egypt).
Bahasa resmi: Arab
Pemerintahan: Republik semi-presidensial
Kepala Negara: Presiden
Abdul Fattah as-Sisi
Perdana Menteri: Sherif
Ismail
Legislatif: مجلس
النواب Majlis an-Nuwwab
Pembentukan
Ø Penyatuan Mesir Hulu dan Hilir sekitar 3150 SM
Ø Ditaklukkan oleh Yunani 305 SM
Ø Ditaklukkan oleh Muslim 642 M
Ø Kesultanan Mamluk: 2 Mei 1250
Ø Mesir Eyalet: 22 Januari 1517
Ø Dinasti Muhammad Ali diresmikan: 9 Juli 1805
Ø Kemerdekaan dari Britania Raya: 28 Februari 1922
Ø Republik diumumkan: 18 Juni 1953
Hari Nasional: 23 Juli
(Hari Revolusi Juli 1952)
Lagu Kebangsaan: Bilady,
Bilady, Bilady (Negriku, Negriku, Negriku)
Luas Wilayah: 1.010.407 km² dengan 0.6% Perairan
Populasi: ±91 juta jiwa data BPS 2016/05/06 dengan laju
pertumbuhan penduduk 2.4%.
Kepadatan: 89,2/km2
PDB (nominal) perkiraan 2015:
Ø Total
$324.267 miliar
Ø Per
kapita $3.724
Ibukota: Cairo
Sungai: Sungai Nil.
Merupakan sungai terpanjang di dunia (4161 mil) dan menjadi sumber air utama
negeri Mesir.
Mata Uang: Pound
Mesir/Geneh (£E).
Ø Uang Pound yang beredar adalah:
ü 1 Pound (£E 1)
ü 5 Pound (£E 5)
ü 10 Pound (£E 10)
ü 20 Pound (£E 20)
ü 50 Pound (£E 50)
ü 100 Pound (£E 100)
ü 200 Pound (£E 200)
Ø Pecahan Pound adalah Piastres/Qirsy
Ø Pecahan Pound yang beredar:
ü 25 Piastres (rubu`)
ü 50 Piatres (nush)
ü 1 Pound = 100 Piastres
Kurs Mata Uang Mesir terhadap Dollar: US$ 100 = £E 1,807
Perbedaan Waktu Cairo dan Waktu Bagian Barat Indonesia:
Ø Lebih lambat 5 jam pada bulan Oktober-April
Ø Lebih lambat 4 jam pada bulan Mei-September
Ø Jika di Indonesia jam 5 pagi, maka saat itu di
Cairo masih jam 12 malam
Iklim:
Ø Musim Panas/Shaif (Mei-Juli)
Ø Musim Gugur/Kharif (Agustus-Oktober)
Ø Musim Dingin/Syita’ (November-Januari)
Ø Musim Semi/Rabi` (Februari-April)
Ø Suhu terendah di Cairo pada Musim Dingin berkisar
antara 4-12 derajat Celcius
Ø Suhu tertinggi di Cairo pada Musim Panas mencapai
42 derajat Celcius
Maskapai Penerbangan:
Ø Misr li al-Thayran (Egypt Air) untuk penerbangan
Internasional
Ø Sinai Air untuk penerbangan domestik dan regional
Transportasi Dalam Kota:
Untuk transportasi dalam kota tersedia Bis Kota, Mini
Bus, Makro Bus, Metro atau Commuter Line.
Agama (data terakhir dipbulikasikan tahun 1986):
Ø Islam (94%)
Ø Kristen Coptic (5.78%)
Ø Yahudi (0,003%)
Ø Lain-lain (0.0169%)
Makanan Pokok: Gandum,
roti (`isy), kacang (ful) dan beras.
Produk Pertanian: Kapas,
gandum, jagung, beras, ketela, gula, susu, kurma, domba, ayam, unta dsb.
Industri Utama: Semen,
pupuk, goni, alumunium, petrokimia, gula, besi dan baja, produk kapas, kimia,
konstruksi.
Bendera: Bendera
negara Mesir terdiri dari tiga warna:
Ø Hitam di bagian paling bawah, melambangkan bahwa Mesir
sebelum revolusi 23 Juli 1952 hidup di bawah penindasan dan penjajahan.
Ø Putih di bagian tengah, melambangkan perdamaian dan
ketentraman
Ø Merah di bagian paling atas, melambangkan gambaran
perlunya pengorbanan, kesungguhan dan darah demi pembangunan, menjaga
kehormatan serta kemerdekaan.
Ø Di tengah-tengah warna putih terdapat gambar
Elang yang melambangkan bahwa Mesir adalah negara Arab.
Letak Geografis
Terletak di
antara benua Asia dan Afrika. Meskipun begitu, Mesir dianggap merupakan bagian
dari Afrika karena 90% wilayahnya berada di Benua Afrika. Akan tetapi, secara
kultural bangsa ini merupakan bagian dari bangsa Arab karena persamaan budaya
dan bahasa. Posisi Mesir yang dekat dengan Asia dan berseberangan dengan Eropa
adalah posisi yang sangat strategis. Negara yang luasnya dua kali Pulau
Sumatera ini, berbatasan dengan Laut Tengah di sebelah utara, di sebelah
selatan dengan Sudan, di sebelah barat dengan Libya dan di sebelah timur dengan
Laut Merah dan Israel.
Mesir menempati
wilayah seluas 1.101.499 kilometer persegi. Penduduk negara ini mencapai 60,3
juta jiwa, dengan penyebarannya yang tidak merata karena hampir 99% penduduk
berdiam pada sekitar 4% dari seluruh luas areal, di sepanjang Sungai Nil. Hal
ini dikarenakan hampir 96% wilayahnya adalah gurun pasir gersang. Pemerintah
Mesir sekarang tetap berusaha melakukan program pemerataan penyebaran penduduk
dengan membangun kota-kota baru seperti Madinah
Sittah Oktober (6 October City), Madinah `Asyir min
Ramadlan (10th of Ramadhan City), Sinai dan kawasan Upper Egypt.
Asal Nama Mesir
Nama Mesir adalah ucapan “lidah Melayu” yang berasal dari
kata Misr. Misr dalam Bahasa Semit berarti batas. Bangsa-bangsa Semit
yang terdiri dari bangsa-bangsa Asyiria, Aram, Ibrani dan Arab menyebut daerah
yang berada di perbatasan mereka sebagai Misr (Misrayin menurut
bangsa Aram dan Misrayem menurut bangsa Ibrani) dan menyebut
orang-orangnya dengan Misriyyiin atau orang-orang Mesir.
Dalam prasasti Venekia, bangsa Asyiria kuno menyebut negeri
ini dengan Hecobtah yang berarti “tempat bersemayamnya roh Bietah”. Bietah adalah nama salah satu dewa Mesir kuno
yang bertugas melindungi perindustrian. Hecobtah merupakan sebutan yang dipakai
oleh orang-orang Mesir kuno sendiri bagi ibukota kerajaan mereka dahulu yaitu Menaf
(Memphis).
Mesir dalam bahasa Yunani disebut dengan Egyptus yang
berarti bumi yang dicintai. Nama ini disebut berulangkali dalam syair-syair
karya Homerus. Dari kata inilah dunia internasional hingga saat ini menyebut
Mesir dengan nama Egypt. Dari kata ini pula, muncul derivasinya yaitu Qibty
setelah mengalami proses pembuangan awalan “E” yang dianggap
bangsa Mesir sebagai huruf serapan dan akhiran “us”.
Dan orang-orang Qibty
zaman dahulu pun punya sebutan sendiri untuk nama negeri ini, yaitu Kemy yang
berarti tanah hitam.
Di dalam Al-Qur’an sendiri nama Mesir disebut sebanyak lima
kali, seperti yang disebut dalam Surat Yusuf ayat 99 yang artinya berbunyi: “Masuklah kalian
semua ke negeri Mesir, In sya’allah dalam keadaan aman.”
Perjalanan Sejarah Mesir
Hieroglyphics |
Kerajaan dinasti pertama didirikan di kota ini. Tapi sejak
berdirinya kerajaan baru pada 1570 SM, ibukota Mesir kuno berpindah dari
Memphis ke Thebes. Meskipun demikian, kota Memphis tetap merupakan tempat
tinggal para pembesar dan pejabat kerajaan.
Selama rentang waktu 2250 tahun Mesir kuno telah diperintah
oleh 330 Fir`aun (Pharaoh) yang terbagi dalam 31 dinasti. Kekuasaan raja-raja
dinasti Mesir berakhir pada tahun 332 SM dengan kedatangan Iskandar Agung (Alexander,
the Great) dari Macedonia, putra Raja Philip dan murid Aristoteles. Pada
saat itulah Mesir mulai memasuki babak baru dalam perjalanan sejarahnya dengan
masuknya gelombang Hellenisme dari Yunani. Kota yang dibangun pertama kali oleh
Iskandar Agung saat menginjakkan kakinya di atas bumi Mesir adalah
Iskandariyyah (Alexandria) yang ia jadikan sebagai ibukota dan kota pelabuhan
dagang. Kota Iskandariyyah dirancang dan digarap oleh seorang arsitek besar
ahli tata kota bangsa Yunani, Demokrates.
Kota Iskandariyyah sempat menjadi ibukota negara Mesir selama
rentang waktu kurang lebih 1000 tahun hingga penaklukan Islam pada tahun 21 H
(621 M), setelah melalui tiga fase peradaban yaitu Ptolemy (Batholomeus),
Romawi dan Byzantium.
Setelah Iskandar, Mesir diperintah oleh wangsa Ptolemy dan
tetap menjadikan Iskandariyyah sebagai ibukota resmi negara. Sebanyak 15 orang
raja dari silsilah Ptolemy telah memerintah Mesir mulai dari tahun 304 SM - 30
SM. Pada masa inilah dibangun Universitas Iskandariyyah, universitas tertua di
dunia, beserta perpustakaannya yang terkenal itu. Perpustakaan tersebut telah
mengalami renovasi dan dibuka kembali untuk umum sejak tahun 1988.
Pada masa Romawi, agama kristen Koptik menjadi agama yang
dipeluk oleh kebanyakan masyarakat Mesir. Meskipun pada kali pertama kekaisaran
Romawi menginjakkan kakinya pertama kali di bumi Mesir, bangsa Mesir masih
menganut animisme. Kekaisaran Romawi pada waktu melakukan pemerasan hasil bumi
Mesir dan penindasan untuk kepentingan para penguasa di Romawi. Saat pertama kali
agama Kristen masuk ke Mesir pada pertengahan abad pertama Masehi, tekanan kian
meningkat hingga agama Kristen diakui menjadi agama resmi negara Romawi
Byzantium pada tahun 394 M. Diantara perbedaan mendasar antara agama Kristen
Romawi dengan agama Kristen Koptik ortodok adalah tidak diakuinya penyaliban
Isa oleh Kristen Koptik.
Perbedaan pokok-pokok ajaran agama antara Kristen Romawi dan
Kristen Koptik meyebabkan terjadinya kembali penindasan dan pelanggaran hak-hak
asasi manusia, sampai akhirnya agama Islam masuk ke Mesir dari Semenanjung
Arabia pada tahun 621 M dan membebaskan Mesir dari penindasan dan penjajahan
Romawi. Islam masuk ke Mesir melalui penaklukan yang dilakukan oleh Amr ibn
al-Ash, seorang sahabat terkemuka dan panglima besar Muslim.
Kemudian atas perintah khalifah Umar ibn al-Khatthab, Amr ibn
al-Ash membangun sebuah masjid, yang sekarang terkenal dengan nama masjid Amr (Jami`
`Amr) di kota Fusthat serta memindahkan ibukota negara ke kota itu.
Dengan demikian dimulailah periode Islam dalam sejarah Mesir.
Masuknya Islam ke Mesir telah membawa banyak perubahan besar
dalam kehidupan sosial-budaya bangsa Mesir. Kerukunan antaragama betul-betul
tercipta di mana hidup di dalamnya umat Islam, penganut Kristen Koptik dan
pengikut agama Yahudi. Mesir adalah saksi sejarah kebesaran peradaban Islam dan
hingga kini masih menjadi pusat peradaban dunia Islam, dengan mesjid dan
universitas al-Azhar yang dibangun sejak masa Dinasti Fathimiyyah berkuasa pada
tahun 359 H (970 M) sebagai bukti dan benteng tradisi Islam yang seakan tak
lapuk dimakan usia.
Mesir Modern
Pada tahun 1517 M, Mesir dikuasai oleh
Turki Ottoman (Utsmani) pada masa pemerintahan Sultan Salim I. Dan pada tahun
1769, Mesir berhasil melepaskan diri dari kekuasaan Turki Ottoman untuk
beberapa periode. Akan tetapi Turki Ottoman kembali menguasai wilayah Mesir
setelah Perancis dipaksa meninggalkan Mesir pada bulan Oktober 1801.
Perancis masuk pertama kali ke Mesir
melalui Iskandariyyah pada bulan Juni
tahun 1797 di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte. Dan pada tahun 1798,
Perancis resmi menduduki Mesir. Ekspedisi militer yang dipimpin oleh Napoleon
ini, ternyata juga berhasil menyingkap warisan peradaban Mesir kuno dengan
terungkapnya rumus tulisan hieroglyphics oleh Champollion, seorang
budayawan Perancis yang mengikuti ekspedisi Napoleon itu. Keberhasilan itu dicapai oleh Champollion
setelah menyelidiki sebuah prasasti di kampung Rasyid -terkenal dengan
nama Rosetta Stone. Batu bertulis itu memuat dekrit Ptolomeus V
dari Yunani tahun 320 SM. Dalam penyelidikannya selama bertahun-tahun itu,
terungkaplah nama Ptolemy dan Cleopatra. Berkat jasanya itulah
huruf hierogliphics bisa dibaca dan sejarah Mesir kuno pun terungkap.
Perancis berhasil diusir keluar dari
Mesir berkat persekutuan antara Turki Ottoman, Inggris dan Mamalik. Babak
selanjutnya adalah perebutan kekuasaan yang terjadi antara Turki Ottoman dan
Mamalik. Sengketa ini berakhir dengan jatuhnya Mesir ke tangan Turki di bawah
pimpinan Muhammad Ali Pasya pada bulan Juli tahun 1805. Tonggak sejarah Mesir
modern sesungguhnya dipancangkan oleh Muhammad Ali Pasya melalui proyek
modernisasi yang ia jalankan dalam berbagai bidang seperti pendidikan, militer
dan politik.
Pada bulan Maret 1807, Inggris melakukan
agresi militer dengan menaklukkan kota pelabuhan Iskandariyyah untuk membantu
Mamalik yang tersingkir dari Mesir. Tapi berkat kelihaian Muhammad Ali Pasya
dalam berdiplomasi, akhirnya Inggris berhasil dipaksa angkat kaki dari
Iskandariyyah pada bulan Agustus tahun 1807.
Muhammad Ali Pasya |
Setelah Muhammad Ali Pasya, Mesir
diperintah oleh Abbas I (1848-1854) dan Said Pasya (1854-1863). Pada periode
ini Mesir mengalami kemunduran hingga naiknya Khedive Ismail (1863-1879) yang
memperbaiki kembali kehidupan sosial politik di Mesir. Di saat pemerintahan
Khedive Ismail inilah, Terusan Suez dibuka untuk pertama kalinya pada tanggal
17 November 1869. Terusan Suez direncanakan oleh Ferdinand de Lesseps pada masa
Said Pasya tahun 1857 dan mulai digali pada 25 April 1859.
Khedive Ismail pun akhirnya diturunkan
oleh Sultan Turki Ottoman, karena Mesir mengalami kemerosotan ekonomi ditambah
pula dengan intervensi asing yang berlebihan pada tahun 1879. Ia digantikan
oleh Taufiq, putranya.
Pemerintahan Taufiq ini sangat dekat
dengan Inggris. Pada masa inilah terjadi revolusi yang dipimpin oleh Ahmad
Orabi. Menghadapi hal ini, Inggris tidak tinggal diam dan melakukan kembali
agresi militer. Setelah melalui serangkaian pertempuran di kawasan Delta , Inggris
berhasil menguasai Cairo pada tanggal 14 Desember 1882. Kemudian Inggris
melepas Mesir dari Turki Ottoman pada Perang Dunia I, karena Mesir bertempur
bersama Turki melawan sekutu di mana Inggris termasuk di dalamnya.
Setelah berakhirnya Perang Dunia I pada
bulan November 1918, muncullah Saad Zaghloul memimpin Mesir. Ia berjuang
menuntut kemerdekaan Mesir dari Inggris. Karena perjuangannya inilah, Inggris
menangkap Saad Zaghloul dan mengasingkannya. Perbuatan Inggris ini membuat
rakyat Mesir marah sehingga timbul revolusi besar menentang Inggris di Cairo
yang kemudian menjalar ke seluruh penjuru Mesir pada tanggal 9 Maret 1919.
Peristiwa ini kemudian dicatat dalam sejarah bangsa Mesir modern sebagai
Revolusi 1919. Revolusi ini menyebabkan Inggris terpaksa merubah kebijakan
politiknya di Mesir dan membebaskan Saad Zaghloul. Pahlawan ini akhirnya
meninggal dunia pada tanggal 23 Agustus 1927.
Nampaknya kata revolusi seakan tidak
pernah lepas dari kehidupan bangsa Mesir dalam menentang penjajahan Inggris. Di
sela-sela perjalanan sejarah ini, Mesir sempat masuk menjadi anggota Liga
Bangsa-Bangsa pada bulan Mei 1937 dan menjadi salah satu negara pemrakarsa
berdirinya PBB.
Pasca kepemimpinan Saad Zaghloul, sistem
pemerintahan Mesir oleh Inggris dirubah manjadi kerajaan. Imperialisme Inggris,
rangkaian panjang perang Pelestina 1948 dan sistem kerajaan yang menindas yang
mengakibat kemerosotan tragis di bidang politik, ekonomi dan sosial akhirnya
mendorong sekelompok perwira Mesir yang menamakan dirinya Para Perwira Merdeka
(Dlubbat al-Ahrar) untuk merubah dan memperbaiki situasi dan kondisi
Mesir. Para perwira ini dipimpin oleh Gamal Abdel Nasser.
Pada saat itu, Mesir masih diperintah oleh Raja Farouk, yang
naik tahta sejak tahun 1936. Pada tanggal 23 Juli 1952, pasukan Dlubbat
al-Ahrar bergerak menguasai pusat-pusat pemerintahan dan sarana-sarana
vital lainnya serta mengepung istana Abdeen (Abdeen Palace).
Melalui siaran radio, gerakan Perwira Merdeka mengumumkan pengambilalihan
kekuasaan di Mesir dan memaksa Raja Farouk menyerahkan jabatan kepada anaknya
Fouad II. Peristiwa ini kemudian dikenang sebagai peristiwa Revolusi Juli 1952.
Karena Fouad II belum cukup dewasa, maka kekuasaan dipegang
oleh junta militer yang dibentuk oleh Dlubbat al-Ahrar. Akan tetapi
mereka melihat bahwa sistem kerajaan tidak sesuai dengan tuntutan rakyat dan
bangsa Mesir. Akhirnya pada tanggal 18 Juni 1953 mereka mengumumkan berdirinya
sistem negara Republik dengan Jendral Muhammad Naguib sebagai presiden terpilih
pertama.
Kemudian dengan wafatnya Jendral Naguib, posisi presiden
digantikan oleh Gamal Abdel Nasser pada tanggal 23 Juni 1954. Pada masa
pemerintahan Gamal Abdel Nasser terjadilah beberapa peristiwa besar,
diantaranya terusirnya penjajah Inggris dari bumi Mesir. Penarikan terakhir
pasukan Inggris mundur dari Mesir dilakukan pada tanggal 18 Juni 1956.
Peristiwa ini diperingati tiap tahunnya oleh bangsa Mesir sebagai Idul Galaa
(Evacuation Day).
Suez Canal |
Perang 1967 Melawan Israel
Peristiwa ini dimulai ketika tentara Israel bergerak ke
perbatasan Syria. Hal ini membuat Mesir gusar dan mengirim tentaranya ke Sinai
serta menurup Teluk `Aqabah hingga membawa kerugian besar bagi Israel. Pada
tanggal 5 Juni 1967 Israel secara mendadak menggempur Mesir lewat darat, laut
dan udara sampai berhasil menduduki tepi Timur Terusan Suez. Sedangkan di
Syria, Israel berhasil menduduki Dataran Tinggi Golan, menguasai Palestina dan
sebagian Jordan.
Peristiwa ini membuat marah bangsa Arab dan berdiri di
belakang Mesir bahu membahu melawan Israel yang berada di kota-kota Terusan
Suez. Dalam suasan genting seperti ini, Presiden Gamal Abdel Nasser meninggal
dunia pada tahun 1970.
War 1973 |
Pada bulan November 1977, Presiden Anwar Sadat mengunjungi
Israel dan dianggap sebagai
pengkhianatan oleh bangsa Arab lainnya. Atas prakarsa Jimmy Carter, Presiden
Amerika Serikat kala itu, Anwar Sadat dan Menahem Begin menandatangani
perjanjian damai di Camp David pada bulan september 1978. Akibatnya Mesir
dikeluarkan dari keanggotaan Liga Arab dan markas besarnya pun dipindahkan dari
Cairo ke Tunis.
Pada parade peringatan kemenangan 6 Oktober, dalam sebuah
parade militer yang diadakan di Nasr City pada tahun 1981, Presiden Anwar Sadat
tewas ditembak. Dengan tewasnya Anwar Sadat, maka yang menggantikan
kedudukannya adalah wakil presiden, Muhammad Hosni Mubarak. Sejak saat itu
diberlakukanlah Undang-Undang Darurat Militer sampai sekarang.
Akhirnya pada tanggal 25 April 1982 Israel keluar dari
seluruh dataran Sinai, dan berikut daerah Thaba pada tahun 1989.
Partai Politik di Mesir:
Mesir menganut
sistem multi partai. Partai politik yang diakui pemerintah ada 14 partai, 6 di
antaranya adalah partai besar. Keenam partai besar tersebut adalah:
1. Hizbul Wathany al-Demoqrathi/National Democratic Party (NDP), adalah partai yang berkuasa sekarang. Didirikan pada
tanggal 10 Ramadhan 1395 H (Agustus 1978) sebagai pengemban amanat Revolusi
Juli 1952 dan Gerakan Reformasi 1971. Presiden Hosni Mubarak pernah memimpin
partai ini pada generasi ketiga partai.
2. Hizbul `Amal/Labor Party, adalah partai oposisi
yang didirikan pada tahun 1978. Sejak awal berdirinya hingga sekarang masih
dipimpin oleh Ir. Ibrahim Syukri. Jumlah anggota resminya 1,25 juta. Berhaluan
Islam dan berkoalisi dengan Gerakan Ikhwanul Muslimin. Terkenal aktif mengontrol
kebijakan-kebijakan pemerintah.
3. Partai Nasser, adalah partai yang membawa
paham-paham mendiang Gamal Abdel Nasser. Muncul setelah meninggalnya Nasser.
Ketua partai saat ini adalah Dhiauddin Daud yang pernah menjabat Menteri Urusan
Sosial pada masa Gamal Abdel Nasser. Anggota resmi partai mencapai 300.000
orang.
4. Partai NPUG (National Progressive Unionist
Grouping), berdiri tahun 1976. Saat ini dipimpin oleh Khaled Mahyuddin.
Anggota resminya sekitar 90.000 orang. Partai ini menjadi naungan orang-orang
dari berbagai aliran pemikiran, seperti Marxis, Nasionalis, Aliran Keagamaan,
Nasseris dsb.
5. Partai Liberal/Hizbul Ahrar, adalah partai oposisi
pertama di Mesir dan surat kabar hariannya, al-Ahrar, yang terbit
pertama kali bulan November 1977 adalah surat kabar oposisi pertama setelah
Revolusi 23 Juli 1952. Dipimpin oleh politikus kenamaan, Musthafa Kamil Murad.
6. Hizbul Wafd, didirikan oleh pahlawan Mesir, Saad
Zaghloul, pada tahun 1918. Puncak prestasinya adalah ketika membawa Saad
Zaghloul naik menjadi Perdana Menteri Mesir tahun 1923. Menerbitkan surat kabar
harian al-Wafd. Sekarang dipimpin oleh Dr. Fouad Sirajuddin.
Kawasan Wisata:
A. Di Cairo
1. Pyramid dan Sphinx. Sebetulnya Pyramid yang ada di
Mesir berjumlah tidak kurang dari 97 pyramid. Pyramid-pyramid tersebut berada
di padang pasir Sakkara 25 km dari Cairo yang merupakan pyramid-pyramid tertua
di Mesir dan dibangun oleh Raja Zoser. Dan lainnya bisa dijumpai di kawasan
Wastha 90 km selatan Cairo. Tapi yang
paling terkenal adalah tiga buah pyramid yang terletak di Giza. Masing-masing
adalah:
a. Pyramid Cheops (Khufu), sesuai dengan
namanya, pyramid ini didirikan atas perintah Raja Cheops pada tahun 2690 SM.
Pembangunannya memakan waktu 20 tahun. Tinggi pyramid ini semula adalah 146 m, namun
karena pengaruh alam mengakibatkan bagian puncaknya terkikis hingga tingginya
tinggal 136m. Pyramid Cheops dibangun pada areal seluas 52.936 meter persegi
atau 13 acre. Pyramid ini menghabiskan 2,5 juta potong batu besar, dengan berat
rata-rata 2,5 ton bahkan ada yang mencapai 150 ton.
b. Pyramid Chepren (Khafra’). Dibangun oleh
Raja Chepren, putra Cheops, pada tahun 2650 SM. Panjang setiap sisinya 214 m
dengan ketinggian yang menyamai Pyramid Cheops.
c. Pyramid Mycerinos (Munqara’). Didirikan pada
tahun 2600 SM, tingginya 62 m dan panjang setiap sisinya 104 m.
Pyramid and Sphinx |
2. Qaryah Fir`aun (Kampung Fir`aun). Terletak di
kawasan Giza. Ia mengisahkan kepada kita siklus aktifitas kehidupan masa
Fir`aun.
3. Benteng Shalahuddin (Citadel/Qal`ah).
Dibangun oleh Shalahuddin al-Ayyubi pada tahun 1183 M untuk membentengi kota
Cairo sewaktu perang Salib. Di utara benteng tepat di puncak benteng terdapat
masjid al-Marmari yang dibangun oleh Muhammad Ali Pasya. Mesjid ala
Turki Ottoman ini dibangun menggunakan marmer dan granit dengan kubahnya
setinggi 52 m dan dua buah menara menjulang setinggi 84 m. Dari tempat ini kita
bisa menyaksikan pemandangan seluruh kota Cairo.
4. Masjid-Masjid Bersejarah:
a. Masjid `Amr ibn
al-`Ash, adalah masjid pertama di Afrika yang dibangun oleh `Amr ibn al-Ash
atas perintah Khalifah Umar ibn al-Khatthab, setibanya di Mesir pada tahun 21 H/641
M. Berada di kota Fushthat.
b. Masjid al-Azhar. Dibangun pada tahun 359 H/970 M
oleh Jawhar al-Shiqilli atas perintah Khalifah Mu`iz li Dinillah, khalifah
Daulah Fathimiyyah yang berpusat di Tunis. Masjid inii dibangun dalam waktu 26
bulan dan diikuti dengan pembangunan kota al-Qahirah (Cairo).
The Citadel and the Muhammad Ali Pasha |
d. Masjid Sayyidina Husayn. Dinamakan demikian karena
di dalamnya terdapat makam (kepala) Husayn r.a., cucu Nabi Muhammad Saw, yang
wafat di Karbala. Semula dimakamkan di Asqalan (Palestina) dan oleh Dinasti
Fathimy dipindahkan ke Cairo. Terletak berseberangan dengan Masjid al-Azhar.
e. Masjid Ahmad ibn Thoulun. Didirikan oleh Dinasti
Thoulun pada tahun 879 M. Bercorak seperti masjid-masjid Mesir umumnya
diperindah dengan menara dengan tangga melingkar ala Sumeria, Iraq. Merupakan
masjid ketiga terbesar di Mesir. Terletak di kawasan Sayyidah Zaenab, Cairo.
f. Masjid Imam al-Syafi`i. Terletak di Hayy
al-Syafi`i, Cairo. Berdampingan dengan makam Imam al-Syafi`i. Imam Madzhab besar
ini wafat tahun 820 M di Mesir.
g. Masjid Sulthan Hasan dan Masjid Rifa`i.
Terletak di samping benteng Shalahuddin. Masjid Sultjan Hasan dibangun oleh
Sulthan Hasan dari Dinasti Mamalik pada tahun 1348-1351 M. Persis di sisinya
berdiri Masjid Rifa`i. Di dalamnya terdapat makam Syeikh Rifa`i, seorang ulama
dan juru dakwah. Disamping itu terdapat
pula di dalam masjid ini makam Raja Farouk yang digulingkan oleh revolusi 1952
dan makam Syah Reza Pahlevi, raja Iran yang digulingkan dan terusir dari Iran pada
tahun 1979.
5. Museum Tahrir. Terletak di kawasan Tahrir Square,
jantung kota Cairo. Di dalamnya tersimpan berbagai peninggalan sejarah Mesir
kuno. Peninggalan terpenting yang dimiliki oleh museum ini adalah duplikat
mummi Fir`aun yang masih utuh dan patung kepala Tut Ankh Amun yang terbuat dari
emas murni seberat 42 kg.
B. Di Iskandariyyah
1. Masjid dan Benteng Qeit Bey.
Dibangun oleh Sulthan Qeit Bey, seorang sulthan dari dinasti Mamalik yang
berkuasa tahun 1472 M. Benteng Qeit Bey sendiri digunakan untuk membentengi
kota Iskandariyyah dari serangan luar. Luas benteng secara keseluruhan 2
hektar. Terletak di kota Iskandariyyah (Alexandria).
2. Masjid Abul Abbas al-Mursi. Berada di daerah tepi
pantai kota Iskandariyyah. Berbentuk segi enam. Di dalamnya terdapat makam
Syeikh al-Mursi seorang sufi murid Hasan Syadzili.
3. Romanian Theatre (al-Masrah al-Rumany).
Terletak di kawasan Koum al-Dukkah. Merupakan peninggalan Romawi ketika
menguasai Alexandria. Tempat duduknya membentuk setengah lingkaran dengan 12
anak tangga.
4. Mercusuar kuno Iskandariyyah, dibangun pada tahun
280 M terdiri dari 4 tingkat dengan ketinggian 135 meter. Terletak di bagian
timur Iskandariyyah. Pernah menjadi salah satu keajaiban dunia sebelum gempa
besar yang menghancurkannya. Di tempat reruntuhan mercusuar itu berdirilah kini
Benteng Qeit Bey.
5. Pantai dan Taman Montazah. Di dalam taman pinggir
laut seluas 155,4 hektar ini terdapat Istana Raja Farouk yang terletak di
dataran tinggi menghadap ke Laut Tengah. Sekarang istana itu menjadi istana
kepresidenan untuk menyambut tamu negara yang berkunjung ke Alexandria.
6. Museum Yunani-Romawi. Dibangun tahun 1891 untuk
menyimpan dan memelihara benda-benda peninggalan zaman Yunani dan Romawi yang
pernah menguasai Alexandria.
Selain kawasan wisata di atas, di sepanjang pantai barat
Iskandariyyah juga banyak terdapat daerah tujuan wisata. Seperti: Pantai
Syuruq 21 km utara Alexandria, Pantai Maraqiya 50 km sebelah barat Alexandria,
Syathi` Gharm, saksi bisu kisah kasih Cleopatra dan Mark Antonio, di Marsa
Matruh.
C. Di Faiyoum
Kota Faiyoum terletak 105 km selatan Cairo. Peradaban Mesir
kuno lahir dari sini. Kota Memphis (Menef), ibukota Mesir pertama di masa
Fir`aun berada di sebelah utara kota ini. Kawasan wisata yang berada di daerah
ini adalah:
1. Danau Qarun (Buhairah Qarun). Luasnya 18.900
hektar. Danau ini merupakan bagian yang tersisa dari danau Moris kuno yang
pernah dikunjungi Bapak Sejarah dari Yunani, Herodotus tahun 450 SM. Di tengah
danau ini terdapat pulau kecil bernama Qarn al-Dzahabi. Menurut legenda, danau
ini pada mulanya adalah tempat istana Qarun dan seluruh hartanya yang kemudian
ditenggelamkan oleh Allah Swt, sehingga dinamakan Danau Qarun.
2. Al-Sawaqi (Kincir Air). Peninggalan peradaban Mesir
kuno. Dulu sebanyak 200 kincir digunakan untuk mengairi lahan pertanian di
Mesir kuno. Salah satu yang tersisa bisa disaksikan di tengah kota Faiyoum.
Di kota Faiyoum terdapat juga beberapa pyramid kecil,
sepertiPyramid Hawarah dan Pyramid Lahun.
D. Di Sinai.
Sinai adalah sebuah dataran yang diapit oleh dua teluk: Suez
dan Aqabah. Daerahnya berupa padang pasir dan gunung-gunung batu. Di dataran
ini berbagai peristiwa kenabian pernah berlangsung. Sejak Nabi Ibrahin yang
melakukan perjalann ke Syam, Nabi Musa yang berbicara dengan Tuhan dan makam
Nabi Saleh as serta makam Nabi Harun as. Kawasan wisata di daerah ini sebagai
berikut:
1. Mata Air Musa (`Uyun Musa). Terletak 143 km
dari kota Cairo. Merupakan 12 mata air yang dipecahkan oleh Nabi Musa as. dari
sebuah batu untuk minum 12 suku (asbath) Bani Israel sebagaimana dikisahkan
oleh Al-Qur`an. Tapi saat ini ke 12 mata air itu tidak semuanya bisa ditemukan
karena tertutup pasir sebagai akibat dari pengaruh angin gurun.
2. Ra’su Sadr. Terletak 174 km dari perbatasan Cairo
di pinggir Teluk Suez. Berupa pantai yang menjadi tujuan wisata musim panas.
3. Kota Thur. Juga terletak di pinggir Teluk Suez dan
merupakan ibukota Sinai Selatan. Di kota ini terdapat benteng Thur yang
dibangun oleh Sultan Salim I, sultan Turki Ottoman, pada tahun 1520 M.
4. Syarm al-Syaikh. Terletak 472 km dari Cairo.
Merupakan daerah pantai dan taman laut. Kota ini pernah menjadi tempat
konferensi perdamaian internasional, khususnya dalam konflik Arab-Israel, pada
tahun 1996 dan 2000.
5. Ra’su Muhammad. Terletak di ujung segitiga dataran
Sinai, 53 km dari Syarm al-Syaikh. Merupakan daerah wisata pantai dengan
beragam ikan hias.
6. Dahab. Berjarak 81 km dari Syarm al-Syaikh.
Dinamakan Dahab, yang berarti emas, karena kawasan pantai ini memiliki pasir
berwarna keemasan dan bermacam jenis ikan hias berwarna emas.
7. Jabal Thur dan Saint Catherine. Berjarak 412
km dari kota Cairo. Merupakan tempat tersuci di dataran Sinai. Di Jabal
(gunung) Thur inilah Nabi Musa as berbicara dengan Tuhan ketika menerima wahyu
(Ten Commandents). Terletak pada ketinggian 2500 m dari permukaan laut,
sehingga udaranya sangat dingin bahkan kadang turun salju ketika musim dingin
mencapai puncak. Di sini terdapat juga makam Nabi Saleh dan Nabi Harun serta
patung `ijl(anak lembu) yang dibuat oleh Samiri ketika Nabi Musa
berkontempalsi selama 40 hari untuk menerima wahyu di puncak Saint Catherine.
Diberi nama saint Catherine karena di lembah ini terdapat sebuah biara bernama
Saint Catherine yang dibangun pada abad ke 6 M. Nama ini diambil dari nama
seorang anak pemimpin Alexandria ketika itu yang disiksa karena memeluk agama
Kristen. Di lembah ini juga terdapat pohon suci yang disebut Al-Qur’an
dengan Syajarah Mubarakah (QS.
al-Mu’minun: 20).
8. Thaba. Kota ini adalah batas tiga negara antara
Mesir, Israel dan Yordania. Berada di Teluk Aqabah, berhadapan langsung dengan
pelabuhan Aqabah dan manjadi batas akhir wilayah Mesir dengan kota Ilat di
wilayah Israel. Berjarak 703 km dari Cairo
9. Jazirah Fir`aun.
Sebuah pulau kecil, 8 km dari Thaba. Di sana ada sebuah benteng yang dibangun
oleh Shalahuddin al-Ayyubi untuk menangkis serangan perang Salib. Pulau ini
bisa dikunjungi dengan menggunakan perahu kecil yang disediakan oleh Kementrian
Wisata Mesir.
10. `Ariesy. Ibukota propinsi Sinai Utara. Terletak di
pinggir pantai Laut Tengah. Terkenal dengan keindahan pantai kormanya. Jaraknya
373 km dari Cairo.
11. Rafah. Perbatasan sebelah utara antara Mesir
dengan Israel. Dahulu merupakan sebuah perkampung-an kecil bernama Shalahuddin,
lalu kini dipecah menjadi dua dibatasi oleh pagar besi ke dua negara tersebut.
12. Hamam Fir`aun dan Hamam Musa. Terletak di
kawasan Sinai Selatan, 224 km dari Cairo. Dulunya adalah tempat pemandian air
panas (belerang) yang keluar dari salah satu gunung di pinggir Terusan Suez.
Dinamakan Hamam Fir`aun karena menurut cerita tempat ini pernah dikunjungi
Fir`aun dan kini masih bisa ditemui sisa guanya yang hampir tertutup.
13. Ghardaqah (Hurghada). Kawasan wisata ini
berjarak 540 km dari Cairo. Dijuluki
sebagai surga Laut Merah karena keindahan koleksi lautnya. Di sini terdapat
juga pantai terapi alami.
E. Di Luxor.
Kota Luxor (al-Aqshar), yang berarti istana-istana,
dahulu merupakan bagian dari kota Thebes kuno. Semula kota ini dikenal dengan
nama Wizy Wany, kemudian oleh orang Yunani disebut dengan Thebes. Homerus
menyebut kota ini dengan nama kota “seratus pintu” karena banyaknya pilar-pilar
di seluruh penjuru kota. Kota ini kaya dengan peninggalan peradaban Mesir kuno.
Daerah tujuan wisata di kota ini adalah sebagai berikut:
1. Ma`bad al-Aqshar. Istana megah ini dibangun oleh
raja Amenhotep III pada sekitar tahun 1400 SM. Namun tak sempat selesai karena
ia keburu meninggal. Pekerjaan besar itu terbengkalai selama 100 tahun hingga
Ramses II menyempurnakannya. Terletak di pusat kota Luxor dan pintu gerbangnya
dijaga oleh dua patung Ramses berukuran raksasa dalam posisi duduk.
2. Ma`bad Karnak. Dibangun sekitar tahun 2000 SM dan
merupakan singgasana raja Amon. Ma`bad (kuil) ini termasuk tempat peribadatan
yang besar. Luasnya mencapai 31 hektar. Di dalamnya terdapat berbagai macam
patung dan peninggalan bersejarah lainnya,
3. Thariq Kibasy. Adalah jalan setapak yang
menghubungkan antara Ma`bad al-Aqshar dan Ma`bad Karnak sepanjang kurang lebih
3 km. Sepanjang kedua tepi jalan itu terdapat patung-patung singa berkepala
domba (kibasy) sebagai simbol raja Amon.
4. Buhairah Muqaddasah (Sacred Lake). Tempat
suci ini terletak di luar pintu utama Ma`bad Karnak yang dulunya digunakan
sebagai tempat penyucian diri dan pesta kebesaran raja-raja.
5. Maqabir Wadil Muluk (Valley of The Kings).
Tempat ini merupakan kuburan keluarga kerajaan Mesir kuno, diantaranya kuburan
Tut Ankh Amun, Ramses VI dan Amenhotep II serta Nefertiti, istri Ramses II.
F. Di Aswan.
Kota yang dibelah oleh aliran Sungai Nil ini berjarak 904 km
dari Cairo. Dengan pemandangan alamnya yang indah dan alami, Aswan menjadi
tujuan wisata musim dingin. Daerah wisata di sini adalah:
1. Bendungan Aswan. Adalah salah satu bendungan
terbesar di dunia dengan panjang 360 m, tinggi 111 m dan lebar 40 m. Merupakan
simbol kehebatan arsitektur abad ke 20 dan kebanggaan bangsa Mesir.
2. Danau Nasser. Danau ini memanjang lebih kurang 500
km dengan lebar rata-rata 10 km yang terbentuk dari saluran bendungan Aswan.
Penelitian modern mengindikasikan bahwa danau ini mengandung biji emas yang dibawa
oleh hujan dari gunung.
3. Ma`bad Bait el-Waly. Merupakan tempat peribadatan
yang dipahat pada bukit batu dan salah satu dari lima ma`bad (kuil) yang
dibangun oleh Ramses II di kawasan Nubah. Di dinding ma`bad ini terpampang
relief panorama perang yang pernah diikuti Ramses II.
4. Maqabir al-Nubala’. Berupa
kuburan yang dipahat dari gunung batu, menghadap ke arah kota Aswan pekuburan
ini kembali ke abad ke 23 SM.
5. Abu Simbel. Masih berada dalam kawasan Aswan.
Berjarak 280 km selatan Aswan atau 1184 km dari Cairo. Di sini bisa disaksikan
Ma`bad Abu Simbel yang dibangun oleh Ramses II. Tinggi Ma`bad (kuil) ini 33 m,
lebar 38 m dan dijaga oleh empat patung raksasa Ramses II yang tingginya 20 m.
Memiliki seni arsitektur yang sangat menakjubkan sebagai bukti kebesaran dan
ketinggian peradaban Mesir kuno. Di dalamnya terdapat suatu ruangan yang
dikenal dengan nama Qadasul Aqdas (Tempat Tersuci) berisikan
patung-patung Ramses, Ra’hur Akhti dan
Amon. Yang menakjubkan dari ruangan ini adalah bahwa sinar matahari tidak
pernah memasuki ruangan ini sepanjang tahun kecuali setiap tanggal 21Februari
(hari kelahiran Ramses) dan 22 Oktober (hari dinobatkannya Ramses menjadi Raja
Mesir). Hal ini masih berlangsung sepanjang tahun yang merupakan bukti keahlian
para arsitek Mesir kuno dalam memadukan ilmu arsitektur dengan ketepatan
perhitungan perjalanan matahari.
6. Ma`bad Nefertari. Terletak di sebelah utara Ma`bad
Abu Simbel. Dibangun atas perintah Ramses sebagai hadiah bagi Dewa Hat-Hour
(Dewa Cinta dan Keindahan) sekaligus hadiah bagi Nefertari, permaisurinya.