Oleh: H. Iman Fadllurrahman, Lc.
Jika ada
seorang Bapak yang berniat mendirikan sebuah usaha, umpama : membuka toko atau
warung. Perjuangan seorang Bapak
tersebut akan terasa sangat berat dibanding anaknya kelak yang hanya meneruskan
usaha toko atau warung tersebut dari sang Bapak. Dalam artian, Membangun jauh
lebih sulit daripada meneruskan tombak estafet sebuah perjuangan. Karena
membangun memiliki efek yang begitu kuat untuk masa penerusnya yang akan
datang. Umpama, jika ada pengusaha
yang mendirikan sebuah perusahan, yang dibangun dengan planning dan manajemen
yang baik, barangkali perusahaan tersebut akan dapat diteruskan oleh generasi
selanjutnya dengan methode dan manajemen yang lebih baik juga, dapat dipastikan
bahwa perusahan tersebut akan semakin
maju perkembangannya.
Berbeda dengan
perusahaan yang didirikan dengan
rancangan yang kurang baik, banyak kekurangan, besar kemungkinan perusahaan
tersebut akan mengalami banyak kesulitan kedepan, karena pada awalnya tidak
dibangun dengan asas dan dasar yang baik.
Pembinaan
Hukum Pada Masa Rasulullah Saw.
Ketika Nabi
Saw. datang pada bangsa Arab dimana saat itu telah kokoh adat istiadat mereka
yang sebagian dari mereka itu baik
(pantas) untuk dikekalkan dan tidak membahayakan pada pembentukan bangsa.
Adapun Sebagian lainnya ada yang membahayakan dimana syar'i dalam menghadapi
hal ini dengan berangsur-angsur, sedikit demi sedikit dalam menjelaskan
hukumNya dan untuk menyempurnakan agamaNya.
Perjuangan
Rasulullah Saw. tidaklah ringan, halangan, rintangan, cobaan terus menghadang, tak
heran kalau baginda Rasulullah Saw. seringkali harus mengorbankan fisiknya ketika menerima
cobaan tersebut, mengorbankan
sanak keluarganya untuk sebuah
perjuangan, mengorbankan
harta demi sebuah tujuan yang luhur.
Itulah perjuangan Rasulullah Saw. yang patut ditauladani, dengan planning,
methode, semangat serta kerja keras dan tawakkal kepada Allah Swt. Sebuah misi yang suci pada akhirnya dapat
tercapai.
Rasulullah Saw. dalam membina hukum Islam kepada masyarakat saat itu
telah dipelihara tiga dasar (asas) :
·
Tidak menyulitkan
·
Menyedikitkan beban
·
Berangsur-angsur dalam membina hukum Islam
Sebuah methode
yang sangat sesuai dengan masyarakat saat itu, sebuah perjuangan mencapai
keberhasilan.
Begitu juga
dengan seorang manajer yang handal, ia dapat menciptakan planning yang matang
dan terobosan yang jitu, yang akan mengantarkan perusahan tersebut kelak akan
maju. Menciptakan hal baru jauh lebih sulit dibanding penerusnya yang
hanya sekedar meniru.
Rasulullah Saw.
menciptakan dan membuat terobosan yang
sangat baik untuk ditiru dalam membina Umat. Ini terbukti dengan generasi
selanjutnya; masa sahabat, tabi'in, tabi'ut tabi'in, ulama dan sampailah pada
zaman sekarang ini. Melanjutkan tombak estafet perjuangan baginda Rasulullan
Saw. dalam membina umat Islam ke arah pintu kejayaan Islam.
Cita-cita
Noer 'Ali kecil; ingin membangun kampung
santri.
Kalau kita
ingin side back ke masa lalu. Bahwa perjuangan yang dilakukan oleh para orang
tua kita dan pahlawan-pahlawan bangsa dalam membangun bangsa Indonesia ini,
tidaklah seringan seperti membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan pengorbanan
jiwa dan raga bahkan tak sedikit yang mempertaruhkan nyawa. Oleh karena itu,
Kita harus merasa bangga dan bersyukur dapat hidup di era modern dengan
fasilitas yang serba memadai, semua fasilitas kebutuhan bisa kita dapat dengan
mudah.
Penulis akan
mencoba sedikit cerita tentang Historis singkat perjalanan perjuangan Guru kita
Alm. KH. Noer Ali, dalam mendirikan Yayasan Attaqwa dan membangun kampung
ujungharapan.
"Noer
'Ali" adalah sosok pemuda Ujungharapan yang ceria, dan hidup
ditengah-tengah masyarakat kampung, layaknya anak-anak desa pada umumnya. Sejak
kecil beliau memiliki cita-cita atau
keinginan untuk menjadikan Kampung Ujungharapan menjadi kampung santri.
Walaupun pada saat itu KH. Noer 'Ali
boleh dikatakan umurnya masih kecil, tapi satu hal yang perlu kita
cermati, meskipun umur beliau masih kecil namun sudah memiliki cita-cita yang
begitu tinggi dan boleh dikatakan sulit bahkan hampir mustahil untuk diwujudkan
impian tersebut dengan kondisi kampung Ujungharapan pada saat itu. Beliau
sangat patuh dan taat kepada orang tua, sosialnya baik dimata masyarakat, tak
heran beliau disukai oleh teman-temannya.
Beliau juga rajin dan tekun dalam menuntut Ilmu, tak heran kalau beliau
memiliki keinginan dan motivasi dari para guru-gurunya untuk melanjutkan studi
ke Timur Tengah – Makkah Al-Mukarramah.
Tahun 1940,
beliau kembali dari menuntut ilmu pengetahuan di Makkah Al-Mulakarramah, beliau
mendirikan Yayasan untuk mengayomi usaha-usaha yang dilakukan dan
dicita-citakan oleh Bapak KH. Noer Ali.
Upaya mewujudkan kampong Oejoeng Malang menjadi Kota Santri
Bapak KH. Noer
'Ali yang sejak kecil memiliki cita-cita yang luhur dan dibarengi dengan usaha
serta tawakkal beliau kepada Allah Swt. Akhirnya sebuah kampung kecil, yang dahulu banyak
dihiasi dengan kebodohan penduduknya. Namun saat ini, kita dapat menyaksikan
sebuah keajaiban meskipun barangkali kita tidak hidup di zamannya, paling tidak
kita dapat merasakan hasil dan jerih payah dari perjuangan guru kita Alm. KH.
Noer 'Ali dalam membangun dan mewujudkan impian yang mulia itu.
Setidaknya ada
dua kesimpulan yang dapat kita tarik dan mudah-mudahan bisa dijadikan bahan renungan
bersama.
Pertama, Bapak
KH. Noer 'Ali sejak kecil sudah memiliki cita-cita atau planning kedepan, tentu
bukan hanya sekedar keinginan belaka malainkan sebuah tekad atau upaya yang
membawa kearah kemajuan. Nah, bagaimana dengan kita sendiri, akankah saat ini
kita telah memiliki sebuah konsep untuk
masa depan? atau malah kita hanya hidup santai tanpa harus tahu kemana arah
tujuan kita. Nabi Saw. saja adalah seorang Nabi yang sudah mendapat jaminan masuk
syurga, namun tidak hidup dengan hal-hal santai yang tidak memiliki point-point
tujuan. Ini dapat dibuktikan dengan melihat usaha-usaha Nabi Saw. dalam
membangun sebuah peradaban yang awalnya rusak kepada peradaban yang sangat
mulia.
Kedua, upaya
yang dilakukan Nabi Saw. dan guru kita Bapak KH. Noer 'Ali dalam membangun
sebuah peradaban adalah hal yang sangat sulit karena mereka harus membuat
pondasi terlebih dahulu. Satu tugas yang sangat besar untuk kita adalah
bagaimana kita bisa meneruskan hasil dari pembangunan --perjuangan-- tersebut, kita tidak lagi
dituntut untuk membuat pondasi melainkan
hanya meneruskan saja estafet perjuangan orang-orang tua kita.
Kalau Islam dan
diri kita ingin mengalami perubahan kearah kemajuan, tentunya kita harus berusaha semaksimal mungkin, memiliki
planning dan konsep hidup yang jelas. Akankah kampung santri yang telah lama
dipupuk oleh guru kita Alm. KH. Noer 'Ali bisa terus dipertahankan,
diperjuangkan dan kalau bisa ditingkatkan kearah yang lebih baik. Berat memang amanah yang kita pikul, tapi
perlu diingat, seberat apapun yang kita lakukan saat ini tentu jauh lebih berat
dengan usaha orang-orang sebelum kita yang telah lebih dahulu menjadi pioner
perjuangan. Mari sama-sama kita berjuang dan berkarya. Wallahu a’lam.
- Tema asli tulisan ini "Mengembalikan Citra Kampung Ujung Harapan menjadi "Kampung Santri”"
oh jumalang,. kangennya ngga kebayang.. :'(
ReplyDeletetukeran link juga yuk http://lirikmusicarab.blogspot.com/
Sekarang kayaknya udah ngak sesuai dengan cita - cita pak kiyai engkong lagi
ReplyDelete