Al-Azhar didirikan
di Mesir oleh Daulah Fathimiyah yang beribukota di Maroko pada masa
pemerintahan khalifah Muiz Lidinillah (khalifah keempat), lewat panglimanya
Jauhar As-Shiqily ketika memasuki Mesir pada tahun 358H/969M. Kemudian
membangun kota Kairo, dan menempatkan pusat militernya di selatan Fusthath.
Pada tangal 14
Ramadhan 359H/971M dimulailah pembangunan masjid agung di tengah Kairo oleh
As-Shiqily, dan memakan waktu selama dua tahun dan digunakan untuk shalat
pertama kali pada 17 Ramadhan 360H/972M. Di sekeliling masjid ini dibangun dua
istana megah pada masa khalifah al-Aziz billah. Kedua istana tersebut
dipisahkan oleh sebuah taman yang sangat indah. Masjid jami' ini terletak di
sebelah Barat taman tersebut. Tata kota Kairo di sekitar istana sangat
menakjubkan, sehingga akhirnya masjid jami' ini dikenal sebagai jami' Al-Azhar
berasal dari kata Zahra' yang berarti bercahaya dan berkilauan. Ada yang
menisbatkannya kepada nama putri Rasulullah Fatimah Az-Zahra'.
Pertama kali
bangunan masjid ini hanya terdiri dari hamparan masjid (yang sekarang bagian
terbuka) dan dikelilingi dengan tiang-tiang besar yang mempunyai dua sisi
bangunan. Keduanya terdiri dari tiga ruwak (tempat yang terletak antara
tiang-tiang). Kemudian ditambah dengan ruwak-ruwak baru, sekolah dan
mihrab-mihrab, menara Al-Azhar dan tempat-tempat wudhu. Kemudian dalam
perkembangannya Al-Azhar mengalami renovasi dan perluasan-perluasan sehingga
nampak bagus.
Dengan berbagai
tambahan dan perluasan akhirnya Al-Azhar termasuk salah satu masjid terbesar
yang ada di Mesir ini.
Kini Al-Azhar
memiliki lima menara dengan bentuk yang berbeda dan dibangun dalam waktu yang
berlainan. Dua di antaranya dibangun pada masa Abdurrahman Katakhda. Satu lagi
dibangun pada masa sultan Qaytaba. Dan satu lagi menara besar yang mempunyai
dua puncak kepala yang indah, dibangun pada masa sultan Al-Ghaury. Terhitung
sebagai menara masjid Al-Azhar yang terbesar. Selain itu memiliki enam mihrab
dan tiga buah kubbah serta 380 tiang.
Perkembangan
kurikulum pendidikan Al-Azhar
Al-Azhar pada
mulanya bukanlah dibangun untuk disiapkan sebagai universitas atau sekolah.
Akan tetapi dibangun sebagai masjid dinasti Fathimiyah, sebagai pusat untuk
menyebarkan ajaran dan dakwahnya. Mereka mengatur sedemikian rupa demi
kelancaran dakwah. Dengan serta merta dipilihlah pimpinan pengelola lembaga
ini, disyaratkan seorang yang benar-benar alim dibidang mazhab ahlul bait. Dan
sejak itu dibentuk Majlis Da'I Du'at (majlis para da'I).
Adapun pendidikan
Al-Azhar pada mulanya berorientasi ke mazhab Syi'ah. Diktat pertama yang
dipelajari adalah "iqtishad fi
fiqhi aly al-bait" karya Abu Hanifah Nu'man bin Abdullah al-Maghriby.
Sampai tahun 369H Ya'qub bin Kalas (mentri khalifah Al-Aziz billah) mengarang
kitab fikih mazhab Fathimy yang dibacakan setiap hari Jum'at. Di samping juga
Syeikh Ali bin Nu'man al-Qairawany mengajarkan fikih mazhab Syi'ah dari kitab
"Mukhtashar al-fiqh," yang diajarkan sejak tahun 365H.
Kemudian pada tahun
378H al-Azhar benar-benar resmi menjadi sebuah lembaga pendidikan dengan
diaturnya jadwal materi dan para pengajarnya. Maka dilantiklah 37 tenaga
pengajar. Dan model serta sistem pengajarannya menggunakan halaqah yang
dipandu oleh seorang syeikh di salah
satu bagian ruwak sesuai dengan materi masing-masing. Selain itu ada majelis
khusus untuk wanita. Di samping berkecimpung dalam bidang keilmuan, al-Azhar
juga terjun di bidang seni, filsafat, bahasa dan olah raga.
Itulah sekilas
pusat kegiatan keilmuan, satu-satunya Masjid Resmi sebagai Islamic Centre pada
masa Fathimiyah sampai tahun 568H.
Bergantilah
pemerintahan negeri dan Al-Azhar ditangani oleh Daulah Ayyubiyah yang
memberantas habis aliran Syi'ah. Serta peran pendidikan al-Azhar selama tiga
kurun mulai meredup. Terlebih ketika saudara Salahuddin al-ayyubi yang berkuasa
kala itu mendirikan sekolah-sekolah baru. Secara otomatis banyak tenaga yang
tersedot sehingga Al-Azhar relatif sepi.
Namun, fungsi
masjid masih tetap memerankan posisinya dengan baik. Sampai datanglah periode pemerintahan
Mamalik, yaitu pada pemerintahan Az-Zhahir Bibers (665H) yang mengembalikan ruh
pendidikan yang menjadi cita-cita berdirinya Al-Azhar. Kegiatan keilmuan dan
nuansa cakrawala berpikir dan berwawasan mulai merebak di sudut-sudut kota. Dan
mencapai puncak kegemilangannya sepanjang sejarah selama rentang waktu pada
abad XV H. bahkan sampai ulama-ulama besar dari luar negeri menjadi tenaga
pengajarnya. Seperti Ibnu Khaldun ketika berkunjung ke Mesir tahun 784H/1382M.
Serta lembaga ini telah melahirkan ulama-ulama berkaliber internasional sekelas
Jalaludin As-Suyuthi (911H/1505M), ibnu Hajar Al-Asqalany (845H/1442M), dan
masih banyak lagi.
Kondisi ini semakin
terpacu ketika Baghdad sebagai pusat peradaban ketika itu diluluhlantakkan oleh
pasukan mongol. Selain itu pembantaian besar-besaran yang dialami umat Islam di
Andalus (Spanyol) oleh kaum salibis secara membabi buta. Kembalilah kesadaran
putra-putri penerus estafet ini kian mengkristal dan mencari solusi akan derita serta problematika umat yang sedang dihadapi
kala itu. Berbagai program pembaruan dicanangkan termasuk penggalakan mencerdaskan kehidupan
umat serta menyadarkan akan realita umat yang terjadi sebenarnya. Di samping
dibantu kondisi banyaknya ulama Baghdad dan Eropa (Andalus) yang mengungsi ke
Mesir dan Utara Afrika.
Ada satu hal yang
perlu dicatat pada masa ini, bahwa orientasi pendidikan keilmuan dan keagamaan
sudah tidak lagi berkiblat ke mazhab Syi'ah namun dibangun atas paham Sunni.
Adapun disiplin ilmu yang dipelajari sudah mulai bervariasi; mulai dari
ilmu-ilmu al-Quran,hadits, fiqih, kalam, ushul, bahasa, sejarah, balaghah dan
nahwu.
Pada abad VI H
mulai dipelajari ilmu-ilmu sosial kemanusiaan semisal kedokteran, filsafat
dan mantik. Syeikh Abdul Lathif adalah
penggagasnya. Demikian halnya pada masa pemerintahan Daulah Ustmaniyah, bahasa
Arab masih bertahan menjadi bahasa ibu dan bahasa resmi bangsa Mesir sehingga
masih menjaga peradaban Arab yang otentik.
Seorang syeikh yang
sangat kharismatik berperan dalam penentuan arah kebijakan Al-Azhar. Namun,
secara resmi barulah diangkat secara simbolik sebagai syeikh Al-Azhar yang
pertama adalah Syeikh Muhammad bin Abdullah al-Khurasyi. Diangkat secara resmi
sebagai Grand Syeikh pertama pada tahun 1101 H. Beliau adalah kelahiran Khurasy
dari propinsi Buhaira. Hingga sekarang ada 41 syeikh Al-Azhar. Yang terakhir
adalah Syeikh Muhammad Thayyib.
Ketika era
kolonialisasi Eropa merambah ke Mesir terutama dengan masuknya Perancis tahun
1798 M, kegiatan Al-Azhar sempat terganggu. Terlebih setelah Syeikh Syarqawi
menutup Al-Azhar pada 22 Juni 1800 M. untuk kemudian dibuka kembali pada
Oktober 1801 M. yaitu pada saat Inggris menggantikan kedudukan Perancis di
Mesir.
Pada masa Muhammad
Ali Basya, dikirimkanlah beberapa mahasiswa ke Eropa untuk mempelajari ilmu
kemanusiaan dan pemikiran modern. Pada tahun 1864 M kantor administrasi syeikh
Azhar mengeluarkan keputusan tentang materi-materi yang dipelajari di Al-Azhar
: fiqih, nahwu, sharaf, ma'ani, bayan, badi', matan lughah, 'arudh, qafiyah,
filsafat, tasawwuf, mantiq, hisab, al-jabar, falak, engineering, sejarah dan
rasm al-mushaf. Dan tenaga pengajar adalah para alumni yang telah menamatkan
sedikitnya sebelas disiplin ilmu di atas dan lulus seleksi dan ujian yang
ditangani majelis yang terdiri enam orang yang diketuai syeikh Al-Azhar.
Pada masa Muhammad
Ali (1517-1798 M) sempat mengalami kemunduran. Dikarenakan sistem pendidikan
yang terpisah sehingga terkesan pengkotakan antara pendidikan agama dan
pendidikan umum. Terlebih Muhammad Ali menganggap Al-Azhar sebagai lembaga
nasional milik Mesir, sehingga ia seenaknya mengelola.
Dan dalam
perkembangannya Al-Azhar pun mengeluarkan ijazah bagi para alumninya. Ini
diprakarsai oleh syeikh Muhammad Mahdi pad atahun 1287 H. Dan pada tahun 1896 M.
mulai ada transkrip nilai seperti sekarang, serta mulai dibuka
spesialisasi-spesialisasi seperti hukum qadha' serta dakwah. Selain itu al-Azhar
juga membuka cabang-cabangnya di beberapa propinsi besar di Mesir.
Dan Al-Azhar pun
kini menjadi universitas Islam tertua, sebagai ibu bagi para penerus estafet
perjuangannya baik di Timur mau pun di Barat. Ia merupakan benteng pertahanan
keilmuan dan pemikiran dari hunjaman dan
serangan musuh-musuh Islam. Al-Azhar merupakan lembaga keilmuan Islam yang
besar yang mengasung pesan menjaga turats islamy dan menyebarkan misi dan
amanah islamiyah kepada segenap umat di pelosok-pelosok bumi.
Faktor-faktor
suksesnya peran risalah Al-Azhar
1. Kesiapan rakyat
mesir menerima fikrah dan ajaran islam.
2. Tinggi dan agungnya
risalah yang diserukan oleh Al-Azhar.
3. Keperluan zaman
sekarang akan pembaruan.
4. Dakwah dan harakah
dalam masyarakat
Jenjang
pendidikan perkuliahan
Pada tahun 1930 M. universitas
Al-Azhar didirikan secara resmi setelah membuka tiga fakultas inti: ushuluddin,
syari’ah dan bahasa Arab. Ditandai dengan dikeluarkannya UU no. 49 tahun 1930 M.
undang-undang ini ditandatangani oleh Syeikh al-Azhar Muhammad al-Ahmady Al-Zhawahiry
yang diangkat sebagai grand syeikh pada Oktober 1929 M. Al-Azhar membuka tiga
fakultas sebagaimana tersebut masing-masing memakan waktu studi 4 tahun. Selain
itu juga dibuka tingkat dasar (ibtida’i) dengan jenjang 6 tahun, dan tingkat
lanjutan (I’dadi dan tsanawi)
dengan jenjang 5 tahun (saat ini menjadi 3 tahun).
Pada perjalanannya al-Azhar mesti menerima perubahan dan perkembangan. Meski telah mengundang
polemik yang cukup banyak karena
dianggap mencukur komitmen al-Azhar sebelumnya.
Akhirnya pada masa Syeikh al-Azhar Mahmud Syaltut, ditandatangani UU no. 103
tahun 1961 M. yang dikenal dengan “Qanun
Tathwir” (UU pembaruan) yang dikeluarkan pemerintah pada 5 Juli 1961 M.
Diangkat sebagai
rektor untuk pertama kalinya Dr. Muhammad Al-Bahy. Dan dikukuhkan untuk kedua
kalinya pada maret 1964. Namun, beliau menolak dan lebih memilih mengajar di
fak. Adab universitas Cairo. Jabatan ini akhirnya diserahkan Syeikh Ahmad Hasan
Baqury sampai tahun 1969M.
Disamping itu,
Al-Azhar juga memiliki cabang diberbagai propinsi yang ada di Mesir ini dan
sekarang di beberapa negara Asia seperti Indonesia dan Malaysia.
Jenjang
pendidikan.
Universitas al-Azhar
membuka pendaftaran dan menerima mahasiswa dengan jenjang studi meliputi:
1. Undergraduate
(program S1)
2. Postgraduate
(program S2 dan S3)
Untuk pendidikan S1
rata-rata ditempuh selama 4 tahun kecuali beberapa fakultas dan jurusan
tertentu. Sedangkan program S2 setiap mahasiswa menempuh masa perkuliahan
(tamhidy) selama 2 tahun (tingkat) dilanjutkan dengan masa penulisan yang
minimalnya setahun setelah pengajuan dan persetujuan tema judul thesis oleh
Dewan Jurusan di fakultas masing-masing. Adapun program S3 tanpa menempuh masa
perkuliahan akan tetapi cukup dengan mengajukan judul disertasi. Dan pada level
ini disertasi baru boleh dipresentasikan di depan lajnah minimalnya setelah dua
tahun dari waktu pendaftaran di program ini.
Sistem
perkuliahan
Sistem perkuliahan
di al-Azhar masih menggunakan sistem pengajian atau ceramah dari para dosen.
Dan mahasiswa/i diperkenankan bertanya sesudahnya. Model diskusi dan presentasi
makalah seperti di Indonesia belum banyak dilaksanakan. Kecuali barangkali
dalam level S2 di mana dialog lebih terkesan hidup terutama karena mahasiswa
yang diterima relatif lebih sedikit bila dibandingkan program S1.
Masalah kehadiran
di Al-Azhar tidaklah dianggap suatu 'kewajiban administrasi' meskipun ada
beberapa mata kuliah yang oleh para dosennya mensyaratkan menghadiri kuliah
minimal 75%. Mengapa demikian? Barangkali karena seandainya seluruh mahasiswa
S1 diwajibkan datang tiap hari, sudah barang tentu gedung dan fasilitas
sangatlah tidaklah mencukupi. Terbukti dengan sistem ujian yang 'antri' atau
bergantian berlainan hari antar tiap tingkatan kelas.
Selain itu setiap
mahasiswa al-Azhar diwajibkan menghapal Alquran pertahunnya dengan ketentuan untuk
mahasiswa/i Mesir dan Arab 7,5 juz pertahun setiap kenaikan tingkat. Adapun
untuk mahasiswa/i asing non Arab hanya dibebani 1 juz pertahunnya setiap
kenaikan tingkat.
Perbedaan fakultas
ilmy (eksak) dan adaby (keagamaan) dalam materi ini, bila setiap mahasiswa
agama diwajibkan menghapal 7,5 juz pertahun, maka di tahun terakhir ia akan
diuji dari awal juz sampai akhirnya. Atau dengan kata lain ujian seluruh al-Quran
bagi mahasiswa Arab dan 8 juz bagi non Arab. Adapun di fakultas umum karena
materinya lebih banyak dan ada ujian praktikum, maka mahasiswa/i nya hanya
diuji 7,5 juz saja yang dibebankan tahun itu tanpa berhubungan dengan beban
tahun sebelumnya.
Adapun diktat
perkuliahan, materi dan buku ditentukan oleh para dosen pengajar. Kebanyakan
para dosen atau lajnah menulis diktat ini untuk dijadikan bimbingan semasa
kuliah. Dan materi ujian kebanyakan diambil dari diktat ini. Disamping
terkadang mahasiswa dibebani untuk menulis bahts/karya tulis pendek sesuai
dengan mata kuliah (tidak seluruh mata kuliah).
Masa kuliah di universitas
al-Azhar semenjak tahun ajaran 1996-1997 di bawah pimpinan rektor Prof. Dr. Ahmad
Umar Hasyim dibagi menjadi dua semester. Semester pertama aktif mulai akhir
September dan berakhir pada awal Desember. Ujian semester ini biasanya
dilaksanakan pada Januari. Sedangkan semester II dimulai sejak akhir Februari
sampai awal Mei. Adapun ujian semester II dilaksanakan pada bulan Juni. Ini
untuk program S1. Sementara untuk S2 hanya melaksanakan ujian sebanyak satu
kali yaitu pada bulan Juni. Dan bila yang bersangkutan gagal pada ujian
tersebut diberi kesempatan untuk mengikuti ujian daur tsani (putaran kedua)
pada bulan Agustus.
Perlu diketahui
bahwa al-Azhar tidak memakai sistem SKS sebagaimana yang dipakai oleh kebanyakn
PT atau universitas dunia termasuk Indonesia. al-Azhar hanya membebani mata
kuliah selama setahun dan dibagi menjadi 2 semester. Jadi setiap mahasiswa pada
semester II tak akan menjumpai mata kuliah yang pernah ia pelajari di semester
I.
Ujian semua mata
kuliah dilakukan secara tertulis. Plus alquran dan mata kuliah tertentu yang
juga dilakukan secara lisan sesuai dengan spesialisasi. Khusus mata kuliah
Alquran bila pada ujian I gagal, mahasiswa yang bersangkutan diberi kesempatan
untuk ikutan daur tsani di bulan Agustus. Untuk mata kuliah bahasa asing
(selain bahasa Arab), mahasiswa berhak memilih sesuai dengan kecakapannya.
Hanya kebanyakannya mahasiswa memilih bahasa Inggris sebagai pilihan terbanyak
kemudian bahasa Perancis.
Dan untuk naik ke
tingkat berikutnya mesti lulus ujian kedua semester tersebut. Hanya boleh
meninggalkan mata kuliah maksimal dua yang dikenal sebagai mata kuliah
takhalluf (tertinggal). Kerena bila gagal lebih dari dua mata kuliah dalam satu
tingkat, sama artinya Anda mesti mengulang mata kuliah yang tertinggal tersebut
selama setahun pada tingkat yang sama.
Model soal ujian al-Azhar
hanya memberikan soal isian (esay). Tidak ada tipe soal B-S atau multiple
choice. Kertas jawaban disediakan panitia dan sudah diklip dalam bentuk buku
berukuran double kwarto sebanyak 12 halaman.
Fakultas-fakultas
Al-Azhar
Dalam hal ini kita
akan membaginya secara global menjadi dua: fakultas untuk putra dan untuk
putri. Jadi sistem kuliah antara mahasiswa dan mahasiswi tidak dicampur.
Pertama: fakultas untuk
mahasiswa (kulliyatul banin)
a) Cairo
1. Ushuluddin
2. Syari'ah dan
Hukum
3. Bahasa Arab
4. Studi Islam dan
Arab
5. Dakwah Islamiyah
6. Ekonomi
7.
Tarbiyah/Pendidikan
8. Bahasa dan
terjemah
9. Kedokteran
10. Farmasi
11. Dokter Gigi
12.Tehnik
13. Sains
14. Pertanian
b) Cabang Utara Cairo
(al-Wajh al-Bahry)
1. Fak.
Ushuluddin, Zaqaziq
2. Fak. Bahasa Arab,
Zaqaziq
3. Fak. Ushuluddin,
Thanta
4. Fak. Syariah dan
Hukum, Thanta
5. Fak. Ushuluddin,
Manshurah
6. Fak. Bahasa Arab,
Manshurah
7. Fak. Ushuluddin, Syibin
Koum
8.
Fak. Bahasa Arab, Syibin Koum
9.
Fak. Syariah dan Hukum, Damanhur
10.Fak.
Bahasa Arab, Damanhur
11.Fak.
Studi Islam dan Arab, Dimyath
12.Fak.
Qira'at dan Alquran, Thanta
13.Fak.
Syariah dan Hukum, Daqahliah
14.Fak.
Studi Islam dan Arab, Kafr Syeikh
15.Fak.
Pendidikan, Daqahliah
b)
Cabang Selatan Cairo (al-Wajh al-Qibly)
1. Fak. Ushuluddin,
Asyuth
2. Fak. Syariah dan
Hukum, Asyuth
3. Fak. Bahasa Arab,
Asyuth
4. Fak. Kedokteran,
Asyuth
5. Fak. Farmasi,
Asyuth
6. Fak. Dokter Gigi,
Asyuth
7. Fak. Sains, Asyuth
8. Fak. Studi Islam dan Arab, Aswan
9. Fak. Studi Islam dan Arab, Qena
10.Fak, Bahasa Arab, Jirja
11.Fak. Pertanian, Asyuth
Kedua: fakultas untuk
mahasiswi (kulliyatul banat)
a) Cairo.
1. Fak. Studi Islam
dan Arab
2. Fak. Studi
Kemanusiaan
3. Fak. Studi Islam,
Bani Sweif
4. Fak. Ekonomi
5.
Fak. Kedokteran
6. Fak. Sains
7. Fak. Farmasi
8. Fak. Kedokteran
Gigi
b) Cabang di luar
Cairo.
1. Fak. Studi Islam
dan Arab, Alexandria
2. Fak. Studi Islam
dan Arb, Manshurah
3. Fak. Studi Islam
dan Arab, Zaqaziq
4. Fak. Ekonomi,
Thanta
5. Fak. Studi Islam
dan Arab, Asyuth
6. Fak. Studi Islam
dan Arab, Sohag
7. Fak. Ekonomi,
Daqahliah
Adapun secara
detailnya sebagai berikut:
Fakultas-fakultas
Agama (untuk putra).
*) Fak. Ushuluddin
Dibagi menjadi
beberapa jurusan
1. Jurusan Tafsir dan
ilmu-ilmu Alquran
Adapun materi yang
dipelajari adalah: Alquran, fiqh, Aliran pemikiran modern, metodologi ahli
tafsir, ilmu-ilmu Alquran, hadits, tauhid tafsir analitik, tafsir tematik,
sirah nabawy, metodologi ahli hadits, dakhil (kritik tafsir), retorika, bahasa
Inggris, Ushul fiqh, filsafat islam dan istisyraq wa tabsyir (ilmu orientalisme
dan misionarisme). Materi ujian lisan Alquran dan tafsir.
2. Jurusan Hadits dan
ilmu-ilmu hadits
Materi-materi yang
dipelajari adalah: Alquran, fiqh, aliran pemikiran modern, metodologi ahli
tafsir, ilmu-ilmu hadits, hadits analitik, hadits tematik, tauhid, tafsir
tematik, sirah nabawy, metodologi ahli hadits, retorika, takhrij, bahasa
Inggris, ushul fiqh, filsafat islam dan ilmu orientalisme. Materi ujian lisan
Alquran dan hadits plus praktikum takhrij.
3. Jurusan Akidah dan
filsafat
Materi-materi yang
dipelajari adalah: Alquran, fiqh, aliran pemikiran modern,agama-agama, tasawuf,
tauhid, retorika, filsafat islam, tafsir tematik, filsafat yunani,aliran dan
firaq islamiyah, hadits tematik, ilmu jiwa, bahasa Inggris, nushush filsafat,
ushul fiqh, ilmu orientalisme, akhlaq, takhrij, mantiq modern, metodologi ahli
tafsir, ilmu soaial dan filsafat modern.
4. Jurusan dakwah dan
tsaqafah islamiyah
Materi-materi yang
dipelajari adalah: Alquran, ulumul Quran, hadits, ulumul hadits, tafsir,
tauhid, mantiq, agama-agama, tasawuf, nahwu, sharaf, balaghah dan adab, fiqh,
dakwah, hukum, bahasa Inggris, filsafat umum,akhlaq, retorika dan aliran
pemikiran modern.
Penjurusan pada
fakultas ini dimulai pada tingkat III sesuai dengan nilai dan pilihan fakultas.
Kecuali jurusan dakwah dimulai dari tingkat I. Demikian halnya pada program S2
mengambil jurusan sesuai jurusan ketika di S1. diperbolehkan melintas jurusan
dengan mengambil spesialisasi lain dengan terlebih dahulu mengikuti ujian
persamaan selama setahun terhadap materi-materi takhassus yang baru.
*) Fakultas Syariah dan Hukum
Dibagi menjadi dua
jurusan yang dimulai sejak tingkat I
1. Jurusan Syariah
Islamiyah
Materi yang
dipelajari: Alquran, nahwu dan sharaf, bahasa Inggris, fiqh, ushul fiqh, ulumul
hadits, tauhid, fiqh kitab, tarikh tasyri', riset/bahts, fiqh sunnah, fiqh muqaran,
Permasalahan fiqh kontemporer, ahwal syakhsiyah, adab dan balaghah, dakwah dan
qawaid fiqhiyah. Materi ujian lisan Alquran, fiqh, ushul fiqh dan fiqh muqaran.
2. Jurusan Syariah dan
Hukum (Qanun)—masa studi 5 tahun
Materi yang
dipelajari: Alquran, bahasa Inggris, fiqh, ushul fiqh, ulumul hadits, tarikh
tasyri', pengantar ilmu hukum, sistem perundangan mesir, sejarah undang-undang,
lembaga internasional, ilmu kriminologi, fiqh muqaran, hukum perdata, hukum
administrasi, hukum kriminal, administrasi peradilan, ekonomi dan koperasi,
hukum dagang, hukum keluarga,ekonomi dan politik,administrasi umum, hukum laut
dan tata niaga, keuangan dan pajak, istilah hukum, hukum perburuhan, pertanian
dan hubungan internasional.
Sedangkan untuk S2
membuka jurusan spesialisasi: fiqh 'am, ushul fiqh, fiqh muqaran, dan siyasah
syar'iyah. Dan mulai tahun ajaran 200-2001 membuka jurusan baru yaitu
spesialisasi hukum.
*) Fakultas studi islam dan arab
Selama empat tahun
menempuh pendidikan umum. Tidak ada penjurusan kecuali pada jenjang S2.
Selama menempuh
program S1 mempelajari beberapa mata kuliah: Alquran, bahasa Inggris, sastra
Arab, tauhid, balaghah, hadits, ulumul hadits, tafsir, ulumul Quran, tarikh
tasyri', nawu, sharaf, tarikh islam, tajwid, arudh, fiqh mazhab, kritik sastra,
ensiklopedia, lahjat, mantiq, pendidikan, ilmu jiwa, aliran pemikiran, fiqh
bahasa, bahts/riset, ahwal syakhsiyah.
*) Fakultas Bahasa Arab
Membuka jurusan
sejak tingkat I sebagai berikut:
1. Jurusan umum
(lughah arabiah wa adab)
2. Jurusan sejarah dan
peradaban
3. Jurusan jurnalistik
dan pers
Materi yang
dipelajari adalah: Alquran, nahwu, sharaf, balaghah, arudh, adab, bahasa
Inggris, ensiklopedia, ilmu bahasa, prosa, fiqh, bahts/riset, tafsir, sejarah
islam,wazan syi'ir, perbandingan adab, kritik sastra, lahjat dan qiraat,
hadits, peradaban islam, kritik syi'ir dan fiqh bahasa.
*) Fakultas dakwah islamiyah
Fakultas ini
memiliki jurusan umum dan gedungnya kini menyatu dengan fakultas-fakultas umum
Al-Azhar di Nasr City-Cairo.
Adapun untuk putri
hanya dibuka satu fakultas saja yaitu Studi Islam dan Arab (dirasat islamiyah
wal arabiyah) dan memiliki cabang (syu'bah) sebagai berikut:
1. Syubah Syariah
Memiliki jurusan
syariah islamiyah. Dan sejak tahun ajaran 98-99 membuka jurusan Qanun (hukum)
2. Syu'bah Ushuluddin
Memiliki tiga
jurusan dan penjurusan dimulai pada tingkat III:
a. Jurusan tafsir dan
ilmu-ilmu Alquran
b. Jurusan hadits dan
ilmu-ilmu hadits
c. Jurusan Akidah dan
filsafat
3. Syu'bah Bahasa Arab
Hanya dibuka satu
jurusan yaitu jurusan umum (lughah arabiyah wa adab).
Dari semua jurusan
yang dipelajari di fakultas putri, semua materinya sama seperti halnya di
fakultas putra. Demikian juga yang berlaku di Cairo sama dengan yang di daerah.
Hanya saja mungkin ada perbedaan diktat dan dosen pengajar. Dan untuk
jurusan-jurusan umum bisa dibaca secara detil dalam petunjuk pendaftaran calon
mahasiswa al-Azhar tiap tahunnya.